Teori Medan (Field Theory) | Psikologi Sosial
Teori Medan (Field Theory)
Seorang psikolog, Kurt Lewin (1935,1936) mengkaji perilaku sosial melalui pendekatan konsep "medan"/"field" atau "ruang kehidupan" - life space. Untuk memahami konsep ini perlu dipahami bahwa secara tradisional para psikolog memfokuskan pada keyakinan bahwa karakter individual (instink dan kebiasaan), bebas - lepas dari pengaruh situasi di mana individu melakukan aktivitas.
Namun Lewin kurang sepaham dengan keyakinan tersebut. Menurutnya
penjelasan tentang perilaku yang tidak memperhitungkan faktor situasi, tidaklah
lengkap. Dia merasa bahwa semua peristiwa psikologis apakah itu berupa
tindakan, pikiran, impian, harapan, atau apapun, kesemuanya itu merupakan
fungsi dari "ruang kehidupan"- individu dan lingkungan dipandang
sebagai sebuah konstelasi yang saling tergantung satu sama lainnya. Artinya
"ruang kehidupan" merupakan juga merupakan determinan bagi tindakan,
impian, harapan, pikiran seseorang. Lewin memaknakan "ruang
kehidupan" sebagai seluruh peristiwa (masa lampau, sekarang, masa datang)
yang berpengaruh pada perilaku dalam satu situasi tertentu.
Bagi Lewin, pemahaman atas perilaku
seseorang senantiasa harus dikaitkan dengan konteks - lingkungan di mana
perilaku tertentu ditampilkan. Intinya, teori medan berupaya menguraikan
bagaimana situasi yang ada (field) di
sekeliling individu bepengaruh pada perilakunya. Sesungguhnya teori medan mirip
dengan konsep "gestalt" dalam psikologi yang memandang bahwa
eksistensi bagian-bagian atau unsur-unsur tidak bisa terlepas satu sama
lainnya. Misalnya, kalau kita melihat
bangunan, kita tidak melihat batu bata, semen, kusen, kaca, secara satu
persatu. Demikian pula kalau kita mempelajari perilaku individu, kita tidak
bisa melihat individu itu sendiri, lepas dari konteks di mana individu tersebut
berada.
Post a Comment