Header Ads

SOLUSI MENGATASI KRISIS MORAL PEMUDA

 SOLUSI MENGATASI KRISIS MORAL PEMUDA

wahai saudaraku sampai kapan kita akan berdiam diri menyaksikan generasi ummat Islam mendekati kehancuran dengan krisis moral yang terus menggerogoti. Ada beberapa solusi terkait permasalahan krisis moral selain pesantren. Berikut penjelasannya :

1.      Lembaga Pendidikan Karakter

Adanya lembaga pendidikan karakter seperti ESQ dan lain semacamnya cukup memberikan jawaban terhadap krisis moral yang terjadi di negeri ini. Pendekatan secara emosional dan spiritual mampu memberikan efek penyadaran terhadap seseorang dan pula sedikit banyaknya berperan dalam pembangunan karakter. Namun seperti halnya baterai handphone, kesadaran itu ada masanya dan akan habis bila tidak dilakukan pengisian ulang. Yang sangat disayangkan dari lembaga ini adalah biaya training yang cukup menguras kantong dan tidak ada kesinambungan untuk membentuk karakter yang kuat.

 

2.      Organisasi Kepemudaan Berbasis Tarbiyah

Solusi yang kedua untuk menjawab tantangan krisis moral ini adalah Organisasi Kepemudaan Berbasis Tarbiyah sebut saja ADK (Anak Dakwah Kampus). ADK adalah sekumpulan mahasiswa yang tergabung dalam sebuah organisasi islam di kampus atau mempunyai hubungan dengan organisasi keislaman lainnya, baik dalam struktur formal maupun tidak. Itu organisasi di dalam kampus. Masih banyak Organisasi Kepemudaan diluar kampus, contohnya KAMMI (Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia) yang tidak hanya berbasis tarbiyah adanya pembinaan kader baik secara akademis keislaman maupun pembangunan karakter dengan berbagai kegiatan yang diselenggarakannya tapi juga di dalam KAMMI dibina juga jiwa Nasionalis yang peduli terhadap keadaan pemerintahan negeri ini. Ini merupakan suatu hal yang menarik, yang tidak akan didapat disekolah formal manapun adanya pendidikan karakter dan pendidikan nasionalis.  Satu kebiasaan KAMMI dalam pembangunan karakter setiap kadernya adalah dengan adanya halaqoh yang dipimpin oleh seorang Murobbi.

Murabbi adalah orang yang memimpin jalannya halaqah (pengajian kelompok, mentoring, usrah, ta’lim, dan sejenisnya). Di beberapa kalangan aktivis dakwah, murabbi disebut juga ustadz, mentor, pembina, naqibm mas’ul, qiyadah. Apapun istilahnya, murabbi berperan strategis untuk menumbuhkan kader-kader dakwah yang berkualitas.[1]

Dalam praktiknya halaqoh selain Murobbi memberikan pembinaan secara pengetahuan islam, namun juga ada pembinaan karakter sehingga bisa menjawab krisis moral yang terjadi di negeri ini. Selain itu hubungan yang terjalin antara murobbi dan mutarobbi menumbuhkan ukhuwah islamiyah yang kuat. Saling menasehati dalam kebenaran dan kesabaran, mengingatkan pada kebaikan dan mencegah kemunkaran dan lain semacamnya. Dengan demikian lambat laun karakter mulia akan tumbuh dalam pribadi-pribadi setiap kader.

Namun yang sangat disayangkan bila kita mengamati sekitar hanya sebagian persen orang yang mau tergabung dalam kelompok tarbiyah ini. Seolah olah menjadi aktivis dakwah itu merupakan momok suram bagi para pemuda sekarang. Hal ini kembali pada penyebab utama krisis moral tadi, yaitu pengaruh budaya barat yang mengakar kuat di negeri ini. Sehingga kebanyakan orang akan memilih hidup bebas (liberal) daripada harus mengikuti kajian-kajian yang dikiranya membosankan.

Disinilah peran para aktivis dakwah pemuda bangsa dalam melakukan ekspansi dakwahnya dan harus menemukan cara dalam mengambil hati para pemuda lain untuk bersama-sama membangun pribadi yang kuat demi menyelematakan generasi penerus bangsa ini.



[1] Satria Hadi Lubis, 114 Tips Murobbi  Sukses


PEMUDA INDONESIA


No comments