Header Ads

Jurnalistik Online | Materi Kuliah

 Jurnalistik Online | Materi Kuliah

Jurnalistik Online | Materi Kuliah


Kebradaan jurnalistik sebagai suatu disiplin ilmu tidak dapat dilepaskan dari aktivitas komunikasi. Di era millenium global seperti sekarang, jurnalistik dipandang sebagai salah satu elemen kekuatan komunikasi. Efek jurnalistik tidak hanya luas tetapi juga up to date. Sejatinya, jurnalistik dan komunikasi bagaikan dua sisi mata uang. Keduanya dapat menjadikan masyarakat lebih mudah mendapatkan informasi. Jurnalistik dan komunikasi pun memiliki peran yang sama penting. Sekalipun sebagian kalangan menempatkan jurnalistik menjadi bagian dari komunikasi, namun secara substansial jurnalistik dan komunikasi memiliki kesetaraan.[1]

 Di era millennium global seperti sekarang, jurnalsitik semakin memiliki banyak tantangan, antara lain; perubahan yang cepat, informasi yang tiada batas, dominasi kualitas dan layanan, kompetisi yang ketat, komuniksi global dan kompleks. Dan lain semacamnya. Dari tantangan ini dapat kita pahami bahwasannya jurnalistik juga harus mengikuti perkembangan zaman, dimana kita ketahui sekarang era digital yang segalanya serba otomatis, serba mudah dan cepat, terlebih dengan hadirnya internet yang bisa menghubungkan satu tempat dengan belahan dunia lainnya. Dari sinilah dalam ranah jurnalistik terlahirlah Jurnalistik Online.

 Jurnalistik Online

 Perkawinan internet dan jurnalisme berakar dan ditetapkan oleh standar World Wide Web (WWW). Ketika CERN, institut riset berbasis di Jenewa dirilis pada tahun 1991, tak seorang pun menyadari betapa luar biasanya dampaknya terhadap Jurnalisme. Dampak ini tampak begitu nyata hingga suatu waktu, sebuah surat kabar online, The Nando Times, menyatakan "All the news that's bits we print (semua berita dalam bentuk bitakan kami cetak)"- ini merupakan sebuah motto baru yang pas dengan tipe jurnalisme baru (Lapham, 1995).[2]

 Jurnalisme ini merupakan jurnalisme baru yang memiliki sejumlah fitur  dan karakteristik yang tidak dimiliki oleh jenis jurnalistik lain. Fitur-fitur uniknya nampak dalam teknologinya menawarkan kemungkinan-kemungkinan tidak terbatas dalam memproses dan menyebarkan berita. Tentusaja bila kita kembali pada tantangan di abad 21 ini yang di atas telah dikemukakan, bahwasannya jurnalistik online dapat menjawab tantangan-tantangan tersebut, dengan kemajuan teknologi dan karakteristik yang uniknya.

 Deuze menyatakan bahwa komponen  teknologis adalah faktor penentu bagi definisinya. Ia menyatakan bahwa perbedaan online journalist dari rekan­ rekan tradisionalnya terletak pada keputusan jenis baru yang dihadapi oleh para wartawan cyber. "Online journalistharus membuat keputusan-keputusan mengenai format media yang paling tepat mengungkapkan sebuah kisah tertentu dan harus memungkinkan ruang bagi pilihan-pilihan publik untuk menanggapi, berinteraksi, atau  bahkan menyusun (customize) cerita-cerita  tertentu dan  harus mempertimbangkan cara-cara untuk menghubungkan kisah tersebut dengan kisah lainnya, arsip-arsip, sumber-sumber, dan lain-lain, melalui hyperlinks."[3]

 Pavlik (2001)  menyebut tipe baru jurnalisme ini sebagai "contextualized journalism",  karena mengintegrasikan tiga  fitur  komunikasi yang  unik, yaitu: kemampuan-kemampuan multimedia  berdasarkan  platform  digital, kualitas­ kualitas interaktif komunikasi-komunikasi online, dan fitur-fitur  yang ditatanya (customizable  features).[4]

 Rafaeli dan New Hagen mengidentifikasi lima perbedaan utama yang ada di antara Jurnalisme online dan media massa tradisional: 1) Kemampuan internet untuk mengombinasikan sejumlah media, 2) kurangnya  tirani penulis atas pembaca,  3) tidak seorang pun dapat mengendalikan perhatian  khalayak, 4)Internet dapat membuat  proses komunikasi  berlangsung  sinambung, dan 5) interaktifitas web.[5]

 

Media online dapat disamakan dengan pemanfaatan media dengan menggunakan internet, media online juga merupakan salah satu bentuk media massa yang tergolong sangat cepat pertumbuhannya. Bahkan saat ini sebagian besar masyarakat menggemari media online. Sekalipun internet tidak sepenuhnya dimanfaatkan untuk media massa, tetapi keberadaan media oniline saat ini sudah diperhitungkan banyak orang sebagai alternatif dalam memperoleh akses informasi dan berita.[6]

 

Media online menjadi pilihan khalayak dewasa ini, karena selain sajiannya murah, dapat diakses dimanapun juga kita bisa memilih dan mencari sendiri informasi yang kita inginkan, itulah salah satu lagi kelebihan jurnalisme jenis ini dibandingkan dengan yang lainnya. Selain itu media online juga bisa menghubungkan seorang dengan narasumbernya, atau dengan kata lain bisa terjadi komunikasi antara koresponden dan narasumber. Bahkan didalam perkembangan social network dewasa ini yang semakin banyak, kita sebut saja facebook yang fenomenal itu. Kita bisa menjadi jurnalis warganegara dengan menggunakan media facebook. Ketika kita membuat suatu tulisan tentang apapun itu, kemudian kita share dengan teman-teman kita, sesungguhnya kita sudah melakukan kegiatan jurnalistik, dan dalam jenis jurnalistik ini bisa terbentuk komunikasi antara pembaca dengan narasumber.

 

Kita bisa ambil contoh yang lain, misalnya www.voa-alislam.com yang memuat berita-berita atau informasi dari berbagai belahan dunia mengenai islam. Ini juga merupakan bentuk jurnalisme dengan menyajikan berbagai informasi dan berita yang dapat kita pilih sendiri. Dan kelebihannya adalah berita yang up to date dan sangat cepat. Bagaimana tidak cepat, kita bayangkan saja, jenis jurnalisme ini bisa dikerjakan dimana saja, ketika mendapatkan informasi atas suatu berita, bisa jadi hanya via telepon kemduian menuliskannya lantas mengudarakannya, maka terupdate lah berita di situs tersebut.berbeda sekali dengan tv, atau media cetak yang membutuhkan persiapan-persiapan terntentu untuk menyajikan berita atasu suatu peristiwa tersebut kepada khalayak. Sedangkan jurnalisme online tidak perlu banyak persiapan khusus, ini sama dengan karakternya jurnalisme radio.

 

Dan masih banyak lagi situs-situs yangmemuat banyak informasi dan berita, bahkan sekarang perusahaan media cetak saja, selain menyajikannya dalam bentuk koran, juga menyajikannya secara online yang dapat kita akses dengan mudah, misalnya, kompas dengan kompas.com nya, kemudian tribun jabar, republika, detik.com harian sindo dan lain semacamnya. Hal ini karena terdesak dengan perkembangan zaman. Orang-orang tentunya ingin lebih mudah dalam mengakses atau mendapatkan informasi, makanya bagi kalangan tertentu media online ini menjadi pilihan yang paling eksklusif dan banyak diminati.

 

Satu catatan dari media online bahwa pemanfaatan media berbasis teknologi internet akan semakin berkembang pesat dimasa yang akan datang. Internet telah mampu menjadi sarana komunikasi yang paling mudah dan praktis. Oleh karena itu, media massa perlu lebihjeli dalam menyikapi keberadaan media online untuk tetap mempertahankan eksistensiya dimata publik. Setiap wartawan saat ini dituntut harus memiliki pengetahuan dan keterampilan teknologi komputer yang lebih memadai. Tak hanya untuk memperoleh informasi dan berita, internet pun dapat menjadi saranauntuk mendokumentasikan tulisan atau artikel sebagai bahan kepustakaan, disamping kapasitas akses informasinya yang mampu menjankau jutaan pembaca diseluruh dunia.[7]

 Dan bila perkembangan zaman di era digital abad ke 21 ini menjadi tantangan bagi ranah jurnalistik. Maka, jurnalistik online merupakan tantangan bagi jurnalistik media massa dalam menarik perhatian para pembaca diseluruh dunia. Bagaimana jurnalistik media massa menciptakana suatu terobosan baru agar bisa lebih menarik minat pembaca. Dan ini pula menjadi tantangan bagi kita semua sebagai calon sarjana komunikasi dalam menghadapi dunia pasca kuliah. Yang kita ketahui bersama persaingan semakin ketat dan bahkan tidak sedikit yang bersaing dengan cara yang tidak sehat.

  



[1] Syarifudin yunus, Jurnalistik Terapan (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2010), h.1

[2] Septiawan Antana K., Jurnalisme Kontemporer (Jakata: Yayasan Obor Indonesia, 2005), 137

[3] Ibid., h. 137

[4] Ibid., h. 137

[5] Ibid., h. 138

[6] Syarifudin yunus, Jurnalistik Terapan (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2010), h.32

[7] Ibid., h. 34

No comments