Teori-Teori Komunikasi Bagian 1 | Materi Kuliah
Teori-Teori Komunikasi Bagian 1
1. Teori Behavioral dan Cognitive
Teori-teori behavioral dan cognitif juga merupakan gabungan dari dua tradisi yang berbeda. Perbedaan utama teori antara aliran behavioral dan kognitif dengan aliran struktural dan fungsional terletak pada fokus pegamatan serta sejarahnya. Teori Behavioral dan fungsional berkembang dari ilmu sosial dan ilmu-ilmu lainnya yang cenderung memusatkan struktur sosial dan budaya. Sementara teori-teori behvioral dan kognitif berkembang dari psikologi dan ilmu-ilmu behavioral lainnya yang cenderung memusatkan pengamatan pada diri manusia secara individual. Salah satu konsep pemikiran yang terkenal adalah Model S-R (Stimulus Respon).
2. Teori Konvensional dan Interaksional
Menurut Bungin (2006:250) mengatakan bahwa kehidupan sosial merupakan suatu proses interaksi yang membangun, memelihara serta mengubah kebiasaan –kebiasaan tertentu, termasuk bahasa dan simbol-simbol. Komunikasi, berdasarkan teori ini dianggap sebagai alat perekat masyarakat (the glue of society). Fokus pengamatan teori ini tidak pada terhadap struktur, tetapi tentang bagaimana bahasa dan simbol-simbol lainnya direproduksi , dipelihara, serta diubah dalam penggunaannya.
3. Teori Kritis dan Interpretatif
Teori-teori kritis dan interpretatif
ini populer di negara-negara eropa kemudia melahirkan teori dan pendekatan baru
dalam komunikasi seperti sosiologi komunikasi, hukum komunikasi dan hukum
media, komunikasi antar budaya, komunikasi politik, komunikasi organisasi,
komunikasi publik, semiotika komunikasi, dan sebagainya
Dua karakteristik umum pada teori
ini
1. Penekanan terhadap peran subjektivitas yang didasarkan
pada pengalaman individu
2. Makna atau meaning
4. Teori Konstekstual
Seperti dijelaskan oleh Sendjaja
(2002:1.25) dalam Bungin (2006: 252), berdasarkan konteks atau tingkatan
analisisnya, teori komunikasi secara umum dapat dibagi dalam lima konteks atau
tingkatan:
- komunikasi
intra-pribadi (intra-personal communication);
- komunikasi antarpribadi (interpersonal
communication);
- komunikasi kelompok (group
communication);
- komunikasi organisasi
(organizational communication);
- komunikasi massa (mass communicatio)
5. Teori Agenda Setting
Agenda-setting diperkenalkan oleh McCombs dan DL Shaw (1972). Asumsi teori ini adalah bahwa jika media memberi tekanan pada suatu peristiwa, maka media itu akan mempengaruhi khalayak untuk menganggapnya penting. Jadi apa yang dianggap penting media, maka penting juga bagi masyarakat. Dalam hal ini media diasumsikan memiliki efek yang sangat kuat, terutama karena asumsi ini berkaitan dengan proses belajar bukan dengan perubahan sikap dan pendapat.
6. Teori The Spiral Of Silent
Teori the spiral of silence (spiral keheningan) dikemukakan oleh Elizabeth Noelle-Neuman (1976), berkaitan dengan pertanyaan bagaimana terbentuknya pendapat umum. Teori ini menjelaskan bahwa terbentuknya pendapat umum ditentukan oleh suatu proses saling mempengaruhi antara komunikasi massa, komunikasi antar pribadi, dan persepsi individu tentang pendapatnya dalam hubungannya dengan pendapat orang-orang lain dalam masyarakat.
7. Teori Informasi Organisasi
Teori
informasi organisasi merupakan salah satu teori komunikasi yang membahas mengenai pentingnya penyebaran informasi
dalam organisasi untuk menjaga kelangsungan hidup organisasi tersebut. Teori ini menekankan proses dimana individu
mengumpulkan, mengelola, dan menggunakan informasi.
Teori informasi organisasi memiliki
sejumlah asumsi dasar, yaitu
Organisasi manusia ada dalam sebuah
lingkungan
informasi. Asumsi ini menyatakan bahwa organisasi bergantung pada informasi
agar dapat berfungsi dengan efektif dan mencapai tujuan mereka. Informasi yang diterima sebuah
organisasi berbeda dalam hal ketidakjelasannya. Ketidakjelasan yang
dimaksud disini adalah ambiguitas dalam hal informasi yang diterima oleh organisasi.
Organisasi manusia terlibat di dalam pemrosesan informasi untuk mengurangi ketidakjelasan
informasi. Dalam upaya mengurangi ambiguitas tersebut, organisasi mulai
melakukan aktivitas kerja sama untuk membuat informasi yang diterima dapat
dipahami dengan baik.
8. Teori Dependensi Efek Komunikasi Massa
- Kognitif, menciptakan atau menghilangkan ambiguitas, pembentukan sikap, agenda-setting, perluasan sistem keyakinan masyarakat, penegasan/ penjelasan nilai-nilai.
- Afektif, menciptakan ketakutan atau kecemasan, dan meningkatkan atau menurunkan dukungan moral.
- Behavioral, mengaktifkan atau menggerakkan atau meredakan, pembentukan isu tertentu atau penyelesaiannya, menjangkau atau menyediakan strategi untuk suatu aktivitas serta menyebabkan perilaku dermawan.
9. Teori Inokulasi/jarum suntik (Mc. Gure)
Teori ini mengasumsikan individu/kelompok yang lemah terhadap pemahaman informasi berupa persepsi akan semakin mudah dipengaruhi. Teori Inokulasi memberi “vaksin” berupa informasi atau persepsi untuk menghindarkan individu terpengaruhi/menangkal pengaruh.
10. Teori Disonasi Kognitif
merupakan sebuah
teori komunikasi yang membahas mengenai perasaan ketidaknyamanan seseorang yang
diakibatkan oleh sikap, pemikiran, dan perilaku yang tidak konsisten dan
memotivasi seseorang untuk mengambil langkah demi mengurangi ketidaknyamanan
tersebut. Teori disonansi kognitif memiliki sejumlah anggapan atau asumsi dasar
diantaranya adalah:
- Manusia memiliki hasrat akan adanya konsistensi pada
keyakinan, sikap, dan perilakunya. Teori ini menekankan sebuah model mengenai sifat dasar dari manusia yang mementigkan adanya
[stabilitas] dan [konsistensi].
- Disonansi diciptakan oleh inkonsistensi biologis. Teori ini merujuk pada fakta-fakta harus tidak
konsisten secara psikologis satu dengan lainnya untuk menimbulkan disonansi
kognitif. Disonansi adalah perasaan tidak suka yang mendorong orang untuk
melakukan suatu tindakan dengan dampak-dampak yang tidak dapat diukur. Teori ini menekankan seseorang yang berada dalam
disonansi memberikan keadaan yang tidak nyaman, sehingga ia akan melakukan
tindakan untuk keluar dari ketidaknyamanan tersebut.
- Disonansi akan mendorong usaha untuk memperoleh konsonansi dan usaha untuk mengurangi disonansi. Teori ini beranggapan bahwa rangsangan disonansi yang diberikan akan memotivasi seseorang untuk keluar dari inkonsistensi tersebut dan mengembalikannya pada konsistensi.
11. Teori Uses and Gratifications (Kegunaan dan Kepuasan)
Teori ini pertama kali diperkenalkan oleh Herbert Blumer dan Elihu Katz (1974). Teori ini mengatakan bahwa pengguna media memainkan peran aktif untuk memilih dan menggunakan media tersebut. Dengan kata lain, pengguna media adalah pihak yang aktif dalam proses komunikasi. Pengguna media berusaha mencari sumber media yang paling baik di dalam usaha memenhi kebutuhannya. Artinya pengguna media mempunyai pilihan alternatif untuk memuaskan kebutuhannya.Elemen dasar yang mendasari pendekatan teori ini (Karl dalam Bungin, 2007):
- Kebutuhan dasar tertentu, dalam interaksinya dengan
- berbagai kombinasi antara intra dan ekstra individu, dan juga dengan
- struktur masyarakat, termasuk struktur media, menghasilkan
- berbagai percampuran personal individu, dan
- persepsi mengenai solusi bagi persoalan tersebut, yang menghasilkan
- berbagai motif untuk mencari pemenuhan atau penyelesaian persoalan, yang menghasikan
- perbedaan pola konsumsi media dan perbedaan pola perilaku lainnya, yang menyebabkan
- perbedaan pola konsumsi, yang dapat memengaruhi
- kombinasi karakteristik intra dan ekstra individu, sekaligus akan memengaruhi pula
- struktur media dan berbagai struktur politik, kultural, dan ekonomi dalam masyarakat.
Post a Comment