Header Ads

Teori-Teori Komunikasi Bagian 2 | Materi Kuliah

 Teori-Teori Komunikasi Bagian 2

12. Teori Konstruksi sosial media massa

Gagasan awal dari teori ini adalah untuk mengoreki teori konstruksi sosial atas realitas yang dibangun oleh Peter L Berrger dan Thomas Luckmann (1966, The social construction of reality. A Treatise in the sociology of knowledge. Tafsir sosial atas kenyataan: sebuah risalah tentang sosisologi pengetahuan). Mereka menulis tentang konstruksi sosial atas realitas sosial dibangun secara simultan melalui tiga proses, yaitu eksternalisasi, objektivasi, dan internalisasi. Proses simultan ini terjadi antara individu satu dengan lainnya di dalam masyrakat. Bangunan realitas yang tercipta karena proses sosial tersebut adalah objektif, subjektif, dan simbolis atau intersubjektif.

13. Teori Proses selektif (selective processes theory)

Teori ini merupan hasil penelitian lanjutan tentang efek media massa pada Perang Dunia II, yang isinya menyatakan bahwa penerimaan selektif media massa mengurangi sejumlah dampak media. Teori ini menganggap bawha khalayak melakukan selective exposure (terpaan selektif), artinya, mereka menolak pesan yang berbeda dengan kepercayaan mereka.

Menurut Joseph Klapper, melalui kajian penilitiannya pada 1960, pengaruh media itu lemah, persentase pengaruhnya kecil bagi pemilihdalam pemilihan umum, pasar saham, dan para pengiklan.


14. Teori Peluru atau Jarum Hipodermik

Teori ini mengasumsikan bahwa media memiliki kekuatan yang sangat perkasa dan komunikan dianggap pasif atau tidak tahu apa-apa. Teori ini muncul pada 1950an oleh Wilbur Schram, kemudian dicabut kembali pada tahun 1970an karena khalayak sasaran media massa ternyata tidak pasif. Hal ini didukung oleh Lazarsfeld dan Raymond Bauer. Lazarsfeld mengatakan bahwa khalayak yang ditterpa peluru tidak jatuh terjerembab (peluru tidak menembus, efek tidak seuai dengan tujuan pnembak, sasaran senang ditembak). Sedangkan Bauer menyatakan bawa khalayak sebenarnya tidak pasif (mencari yang diinginkan dari media massa). Pada tahun 1960an, muncul teory limited effect model oleh Hovland. Dia menyatakan bahwa pesan komunikasi efektif dalam menyebarkan informasi, bukan untuk mengubah perilaku. Coooper dan Jahoda menunjukan bahwa persepsi selektif mengurangi efektivitas suatu pesan.


15. Teori dialektika relasional

Teori dialektika relasional merupakan sebuah teori komunikasi yang menyatakan bahwa hidup berhubungan dicirikan oleh ketegangan-ketegangan atau konflik antar individu. Konflik tersebut terjadi ketika seseorang mencoba memaksakan keinginannya satu terhadap yang lain. Teori dialektika relasional memiliki asumsi pokok mengenai hidup berhubungan, yakni:Hubungan tidak bersifat linear. Non-linear yang dimaksud di sini adalah fluktuasi yang terjadi antara keinginan-keinginan yang kontradiktif.

1.        Otonomi dan keterikatan, merujuk pada keinginan-keinginan yang selalu muncul untuk menjadi tidak tergantung pada orang-orang yang penting, dan juga untuk menemukan kedekatan hubungan. Ketegangan dialektika merupakan hal-hal yang berlangsung secara terus-menerus, dan untuk mengatasinya terdapat empat strategi dasar yang dapat ditempuh, yakni pergantian bersiklus, segmentasi, seleksi, dan integrasi. Kelebihan teori ini adalah heurisme. Teori ini memberikan pandangan yang luas terhadap hubungan dan telah menjadi bahan lintas bidang ilmu. Sedangkan, kekurangannya terletak pada kemungkinan pengujiannya dalam mengatasi berbagai hubungan dan sifatnya yang terlalu parsimoni.

 

16. Teori Difusi Inovasi

Teori difusi yang paling terkemuka dikemukakan oleh Everett Rogers dan para koleganya. Rogers menyajikan deksripsi yang menarik mengenai mengenai penyebaran dengan proses perubahan sosial, di mana terdiri dari penemuan, difusi (atau komunikasi), dan konsekwensi-konsekwensi. Perubahan seperti di atas dapat terjadi secara internal dari dalam kelompok atau secara eksternal melalui kontak dengan agen-agen perubahan dari dunia luar. Kontak mungkin terjadi secara spontan atau dari ketidaksengajaan, atau hasil dari rencana bagian dari agen-agen luar dalam waktu yang bervariasi, bisa pendek, namun seringkali memakan waktu lama.


Dalam difusi inovasi ini, satu ide mungkin memerlukan waktu bertahun-tahun untuk dapat tersebar. Rogers menyatakan bahwa pada realisasinya, satu tujuan dari penelitian difusi adalah untuk menemukan sarana guna memperpendek keterlambatan ini. Setelah terselenggara, suatu inovasi akan mempunyai konsekuensi konsekuensi – mungkin mereka berfungsi atau tidak, langsung atau tidak langsung, nyata atau laten (Rogers dalam Littlejohn, 1996 : 336).


17. Individual Defferences Theory (Melvin DeFleur)

Pesan-pesan yang disampaikan media massa ditangkap individu sesuai dengan kebutuhan personal individu dan latar belakang perbedaan tingkat pendidikan, agama, budaya, ekonomi sesuai dengan karakteristik. Efek pesan pada individu akan beragam walaupun individu menerima pesan yang sama. Terdapat faktor psikologis dalam menerima pesan yang disampaikan media massa. Masing-masing individu mempunyai perhatian, minat, keinginan yang berbeda yang dipengaruhi faktor-faktor psikologis yang ada pada diri individu tersebut sehingga mempengaruhi dalam menerima pesan yang disampaikan media massa.


18. Teori Social Category (DeFleur)

Individu yang masuk dalam kategori sosial tertentu/sama akan cenderung memiliki prilaku atau sikap yang kurang lebih sama terhadap rangsangan-rangsangan tertentu. Pesan-pesan yang disampaikan media massa cenderung ditanggapi sama oleh individu yang termasuk dalam kelompok sosial tertentu. Penggolongan sosial ini berdasarkan usia, jenis kelamin, suku bangsa, pendidikan, ekonomi, agama dsb.
Dengan adanya penggolongan sosial ini muncullah media massa yang sifatnya special atau khusus yang diperuntukan bagi kalangan tertentu, dengan mengambil segmentasi/pangsa pasar tertentu.

19. Teori pelanggaran

harapan merupakan salah satu teori komunikasi yang menggambarkan bahwa seseorang memiliki harapan terhadap jarak perilaku non-verbal orang lain yang dapat memberikan kenyamanan kepadanya. Teori ini melihat komunikasi sebagai pertukaran informasi yang dapat dianggap positif atau negatif tergantung pada rasa suka atau harapan antara dua orang yang berinteraksi.

Hubungan ruang yang dimaksud di sini adalah ruang personal yang menunjukkan jarak yang dipilih untuk diambil oleh seseorang dalam berhadapan dengan orang lain. Jarak tersebut dapat dibedakan menjadi 4 zona yakni:

1.        Jarak intim mencakup perilaku yang ada pada jarak 0-18 meter.

2.        Jarak personal mencakup perilaku yang ada pada jarak 46cm-1,2 meter.

3.        Jarak sosial mencakup perilaku yang ada pada jarak 1,2-3,6 meter.

4.        Jarak publik merupakan jarak yang cakupannya melampaui 3,7 meter.

Teori pelanggaran harapan memiliki tiga asumsi dasar, yakni:

1. Harapan mendorong terjadinya interaksi antar manusia. Sebelum seseorang melakukan interaksi dengan orang lain, seseorang memiliki harapan interaksional yang mencakup keahlian dan pengetahuan yang dibutuhkan oleh komunikator sebelum ia memasuki sebuah percakapan[Harapan terhadap perilaku manusia dipelajari.

2.  Orang membuat prediksi mengenai perilaku nonverbal. Ketika seseorang berhadapan dengan orang lain, sebenarnya seseorang mampu untuk membuat prediksi perilaku non-verbal yang muncul dari orang tersebut.

  • Ruang lingkup terhadap teori ini terlalu luas karena komunikasi non-verbal adalah area yang sangat luas.

  • Kemungkinan pengujian merupakan kemampuan teori ini untuk dapat dibuktikan kebenaran atau kesalahannya. Akan tetapi, kenyataannya teori ini hanya sebatas memprediksi respon terhadap pelanggaran norma-norma suatu hubungan. 

 

20. Teori efek moderat media massa

l  Teori efek moderat ini merupakan hasil penelitian tentang komunikasi di tahun tujuh puluhan.

l  Dasar asumsi teori efek  moderat ini adalah pertama, model efek terbatas terlalu mengecilkan pengaruh komunikasi massa. Ini berarti bahwa pada situasi tertentu komunikasi massa dapat mempunyai pengaruh yang penting

l  kedua, pengaruh efek terbatas hanya melihat efek media pada tingkat sikap dan pendapat, sedangkan sesungguhnya masih ada variabel lain yang dapat menjadi faktor pengaruh dan dampak dari media massa


Ganjar Miftahul HAq


No comments