Teori-Teori Komunikasi Bagian 2 | Materi Kuliah
Teori-Teori Komunikasi Bagian 2
12. Teori Konstruksi sosial media massa
13. Teori Proses selektif (selective processes theory)
Teori ini merupan hasil penelitian lanjutan tentang efek media massa pada Perang Dunia II, yang isinya menyatakan bahwa penerimaan selektif media massa mengurangi sejumlah dampak media. Teori ini menganggap bawha khalayak melakukan selective exposure (terpaan selektif), artinya, mereka menolak pesan yang berbeda dengan kepercayaan mereka.
Menurut Joseph Klapper, melalui kajian penilitiannya pada 1960, pengaruh media itu lemah, persentase pengaruhnya kecil bagi pemilihdalam pemilihan umum, pasar saham, dan para pengiklan.
14. Teori Peluru atau Jarum Hipodermik
Teori ini mengasumsikan bahwa media
memiliki kekuatan yang sangat perkasa dan komunikan dianggap pasif atau tidak
tahu apa-apa. Teori ini muncul pada 1950an oleh Wilbur Schram, kemudian dicabut
kembali pada tahun 1970an karena khalayak sasaran media massa ternyata tidak
pasif. Hal ini didukung oleh Lazarsfeld dan Raymond Bauer. Lazarsfeld
mengatakan bahwa khalayak yang ditterpa peluru tidak jatuh terjerembab (peluru
tidak menembus, efek tidak seuai dengan tujuan pnembak, sasaran senang
ditembak). Sedangkan Bauer menyatakan bawa khalayak sebenarnya tidak pasif
(mencari yang diinginkan dari media massa). Pada tahun 1960an, muncul teory limited effect model oleh Hovland. Dia
menyatakan bahwa pesan komunikasi efektif dalam menyebarkan informasi, bukan
untuk mengubah perilaku. Coooper dan Jahoda menunjukan bahwa persepsi selektif
mengurangi efektivitas suatu pesan.
15. Teori dialektika relasional
Teori dialektika relasional merupakan sebuah teori komunikasi yang menyatakan bahwa hidup
berhubungan dicirikan oleh ketegangan-ketegangan atau konflik antar individu.
Konflik tersebut terjadi ketika seseorang mencoba memaksakan keinginannya satu
terhadap yang lain. Teori dialektika relasional memiliki asumsi pokok mengenai hidup berhubungan,
yakni:Hubungan tidak bersifat linear. Non-linear yang dimaksud di sini adalah fluktuasi yang terjadi antara keinginan-keinginan yang kontradiktif.
1.
Otonomi dan keterikatan,
merujuk pada keinginan-keinginan yang selalu muncul untuk menjadi tidak
tergantung pada orang-orang yang penting, dan juga untuk menemukan kedekatan
hubungan. Ketegangan
dialektika merupakan hal-hal yang berlangsung secara terus-menerus, dan untuk
mengatasinya terdapat empat strategi dasar yang dapat ditempuh, yakni pergantian bersiklus, segmentasi, seleksi, dan integrasi. Kelebihan teori ini adalah
heurisme. Teori ini memberikan pandangan yang luas terhadap
hubungan dan telah menjadi bahan lintas bidang ilmu. Sedangkan, kekurangannya terletak
pada kemungkinan pengujiannya dalam mengatasi berbagai
hubungan dan sifatnya yang terlalu parsimoni.
16. Teori Difusi Inovasi
Teori difusi yang paling terkemuka dikemukakan oleh Everett Rogers dan para koleganya. Rogers menyajikan deksripsi yang menarik mengenai mengenai penyebaran dengan proses perubahan sosial, di mana terdiri dari penemuan, difusi (atau komunikasi), dan konsekwensi-konsekwensi. Perubahan seperti di atas dapat terjadi secara internal dari dalam kelompok atau secara eksternal melalui kontak dengan agen-agen perubahan dari dunia luar. Kontak mungkin terjadi secara spontan atau dari ketidaksengajaan, atau hasil dari rencana bagian dari agen-agen luar dalam waktu yang bervariasi, bisa pendek, namun seringkali memakan waktu lama.
Dalam difusi inovasi ini, satu ide mungkin memerlukan waktu bertahun-tahun
untuk dapat tersebar. Rogers menyatakan bahwa pada realisasinya, satu tujuan
dari penelitian difusi adalah untuk menemukan sarana guna memperpendek
keterlambatan ini. Setelah terselenggara, suatu inovasi akan mempunyai
konsekuensi konsekuensi – mungkin mereka berfungsi atau tidak, langsung atau
tidak langsung, nyata atau laten (Rogers dalam Littlejohn, 1996 : 336).
17. Individual Defferences Theory (Melvin DeFleur)
18. Teori Social Category (DeFleur)
19. Teori pelanggaran
harapan
merupakan salah satu teori
komunikasi yang menggambarkan bahwa
seseorang memiliki harapan terhadap jarak
perilaku non-verbal
orang lain yang dapat memberikan kenyamanan kepadanya. Teori ini melihat
komunikasi sebagai pertukaran informasi yang dapat dianggap positif
atau negatif
tergantung pada rasa suka atau harapan antara dua orang yang berinteraksi.
Hubungan ruang yang
dimaksud di sini adalah ruang personal yang menunjukkan jarak yang dipilih untuk diambil oleh
seseorang dalam berhadapan dengan orang lain. Jarak tersebut dapat dibedakan
menjadi 4 zona yakni:
1.
Jarak intim
mencakup perilaku yang ada pada jarak 0-18 meter.
2.
Jarak personal
mencakup perilaku yang ada pada jarak 46cm-1,2 meter.
3.
Jarak sosial
mencakup perilaku yang ada pada jarak 1,2-3,6 meter.
4.
Jarak publik
merupakan jarak yang cakupannya melampaui 3,7 meter.
Teori pelanggaran harapan memiliki
tiga asumsi dasar, yakni:
1. Harapan mendorong
terjadinya interaksi
antar manusia. Sebelum seseorang melakukan interaksi dengan orang lain,
seseorang memiliki harapan interaksional yang mencakup keahlian dan pengetahuan
yang dibutuhkan oleh komunikator
sebelum ia memasuki sebuah percakapan[Harapan
terhadap perilaku manusia
dipelajari.
2. Orang membuat prediksi
mengenai perilaku nonverbal. Ketika seseorang berhadapan dengan orang lain,
sebenarnya seseorang mampu untuk membuat prediksi perilaku non-verbal yang muncul
dari orang tersebut.
- Ruang lingkup terhadap teori ini terlalu luas karena komunikasi non-verbal adalah area yang sangat luas.
- Kemungkinan
pengujian merupakan kemampuan teori ini untuk dapat dibuktikan kebenaran
atau kesalahannya.
Akan tetapi, kenyataannya teori ini hanya sebatas memprediksi respon
terhadap pelanggaran norma-norma suatu hubungan.
20. Teori efek moderat media massa
l Teori
efek moderat ini merupakan hasil penelitian tentang komunikasi di tahun tujuh
puluhan.
l Dasar
asumsi teori efek moderat ini adalah pertama,
model efek terbatas terlalu mengecilkan pengaruh komunikasi massa. Ini berarti
bahwa pada situasi tertentu komunikasi massa dapat mempunyai pengaruh yang
penting
l kedua,
pengaruh efek terbatas hanya melihat efek media pada tingkat sikap dan
pendapat, sedangkan sesungguhnya masih ada variabel lain yang dapat menjadi
faktor pengaruh dan dampak dari media massa
Post a Comment