Header Ads

Hubungan Antara Kriptografi dengan Teori Shannon

 Hubungan Antara Kriptografi dengan Teori Shannon

 

Hubungan Antara Kriptografi dengan Teori Shannon

Selain memberkan kontribusi di bidang ilmu komunikasi, teori informasi Shannon juga memberikan kontribusi besar di bidang kriptografi. Pada tahun 1949, Claude Shannon kembali mempublikasikan papernya yang kali ini berjudul “Communication Theory of Secrecy System” dalam jurnal Bell System Technical dimana memberikan pengaruh yang sangat besar bagi studi ilmiah di bidang kriptografi. Hubungan antara kriptografi dengan teori informasi Shannon sangatlah erat. Berikut ini perkataan dari Shannon sendiri mengenai hubungan antara kriptografi dan teori Shannon.

Bell Labs sedang melakukan pekerjaan terhadap masalah sistem kerahasiaan (secrecy system). Saya bekerja di bidang sistem komunikasi dan ditunjuk oleh beberapa komite untuk mempelajari teknik kriptanalisis. Pekerjaan tentang teori matematis komunikasi dan kriptografi berjalan bersamaan. Saya bekerja di kedua bidang tersebut. Saya tidak mengatakan bahwa yang satu mendahului yang lainnya. Kedua ilmu tersebut sangat berkaitan erat dan tidak dapat dipisahkan.”

Sektor besar dari penelitian Shannon melibatkan ide tentang redundancy dalam bahasa –yang telah kita bahas di atas. Sebagai contoh, dalam bahasa Inggris, simbol “q” selalu diikuti dengan “u” dan maka “u” dapat dikatakan redundan karena dengan menghilangkan simbol “u” tidak akan mengurangi makna pesan. Begitu juga dengan kata “the” yang juga redundan sehingga pada sistem telegram kata tersebut dihilangkan.

Shannon menunjukkan bahwa jika semua huruf dalam bahasa Inggris dapat digunakan dalam kombinasi apapun maka seluruh permutasi dari 4 huruf cukup untuk menghasilkan 456.976 kata (lebih kurang sama dengan jumlah seluruh kata dalam bahasa Inggris). Seandainya ada bahasa yang memiliki konsep seperti ini, maka akan sulit untuk melakukan pemeriksaan kesalahan karena semua kombinasi dari simbol-simbolnya merupakan kata yang dapat diterima. Hanya konteks dalam sebuah kalimatnyalah yang dapat digunakan untuk memastikan apakah kata tersebut tepat atau tidak. Kesalahan 1 atau 2 huruf saja dapat membentuk kata yang bermakna.

Menurut Shannon, redundansi merupakan fondasi utama dalam percobaan kriptanalisis. Semakin tinggi angka redundansi yang terdapat dalam suatu informasi, semakin gampang pula informasi tersebut untuk diketahui. Sebaliknya, jika angka redundansinya rendah, maka informasi tersebut semakin sulit untuk dipecahkan. Mengikuti teori ini, Shannon melakukan operasi pada sebuah pesan teks yang dihilangkan semua redundansinya. Poin penting dari operasi ini adalah dengan menghilangkan semua huruf vocal yang tidak menimbulkan definisi ambigu pada saat mengembalikan hasil enkripsi ke pesan yang sebenarnya. Sisanya terus dikurangi semaksimal mungkin sebelum dilakukan proses enkripsi.

Shannon pun mencetuskan ide tentang sistem kerahasiaan umum (general secrecy system) yang mirip dengan sistem komunikasi umum (general communication system) yang memang pada kenyataannya dikerjakan dalam waktu hampir bersamaan. Berikut ini diagram tentang general secrecy system.


Selain memberkan kontribusi di bidang ilmu komunikasi, teori informasi Shannon juga memberikan kontribusi besar di bidang kriptografi. Pada tahun 1949, Claude Shannon kembali mempublikasikan papernya yang kali ini berjudul “Communication Theory of Secrecy System” dalam jurnal Bell System Technical dimana memberikan pengaruh yang sangat besar bagi studi ilmiah di bidang kriptografi. Hubungan antara kriptografi dengan teori informasi Shannon sangatlah erat. Berikut ini perkataan dari Shannon sendiri mengenai hubungan antara kriptografi dan teori Shannon. “Bell Labs sedang melakukan pekerjaan terhadap masalah sistem kerahasiaan (secrecy system). Saya bekerja di bidang sistem komunikasi dan ditunjuk oleh beberapa komite untuk mempelajari teknik kriptanalisis. Pekerjaan tentang teori matematis komunikasi dan kriptografi berjalan bersamaan. Saya bekerja di kedua bidang tersebut. Saya tidak mengatakan bahwa yang satu mendahului yang lainnya. Kedua ilmu tersebut sangat berkaitan erat dan tidak dapat dipisahkan.”  Sektor besar dari penelitian Shannon melibatkan ide tentang redundancy dalam bahasa –yang telah kita bahas di atas. Sebagai contoh, dalam bahasa Inggris, simbol “q” selalu diikuti dengan “u” dan maka “u” dapat dikatakan redundan karena dengan menghilangkan simbol “u” tidak akan mengurangi makna pesan. Begitu juga dengan kata “the” yang juga redundan sehingga pada sistem telegram kata tersebut dihilangkan. Shannon menunjukkan bahwa jika semua huruf dalam bahasa Inggris dapat digunakan dalam kombinasi apapun maka seluruh permutasi dari 4 huruf cukup untuk menghasilkan 456.976 kata (lebih kurang sama dengan jumlah seluruh kata dalam bahasa Inggris). Seandainya ada bahasa yang memiliki konsep seperti ini, maka akan sulit untuk melakukan pemeriksaan kesalahan karena semua kombinasi dari simbol-simbolnya merupakan kata yang dapat diterima. Hanya konteks dalam sebuah kalimatnyalah yang dapat digunakan untuk memastikan apakah kata tersebut tepat atau tidak. Kesalahan 1 atau 2 huruf saja dapat membentuk kata yang bermakna.  Menurut Shannon, redundansi merupakan fondasi utama dalam percobaan kriptanalisis. Semakin tinggi angka redundansi yang terdapat dalam suatu informasi, semakin gampang pula informasi tersebut untuk diketahui. Sebaliknya, jika angka redundansinya rendah, maka informasi tersebut semakin sulit untuk dipecahkan. Mengikuti teori ini, Shannon melakukan operasi pada sebuah pesan teks yang dihilangkan semua redundansinya. Poin penting dari operasi ini adalah dengan menghilangkan semua huruf vocal yang tidak menimbulkan definisi ambigu pada saat mengembalikan hasil enkripsi ke pesan yang sebenarnya. Sisanya terus dikurangi semaksimal mungkin sebelum dilakukan proses enkripsi.   Shannon pun mencetuskan ide tentang sistem kerahasiaan umum (general secrecy system) yang mirip dengan sistem komunikasi umum (general communication system) yang memang pada kenyataannya dikerjakan dalam waktu hampir bersamaan. Berikut ini diagram tentang general secrecy system.

Gambar 2 – General Secrecy System

Beberapa ide dari Shannon yang sangat bermanfaat di dunia kriptografi di antaranya adalah sebagai berikut.

Kerahasiaan Mutlak (Perfect Secrecy)

Ada 2 ukuran mendasar yang digunakan dalam hal keamanan dari kriptosistem.

1. Computational Security        

Ukuran ini menjelaskan tentang kompleksitas komputasional yang dibutuhkan dalam sebuah percobaan kriptanalisis. Kita dapat mendefinisikan sebuah kriptosistem yang aman secara komputasi jika algoritma terbaik yang digunakan untuk memecahkan sistem tersebut membutuhkan paling tidak sebanyak N operasi, dimana N merupakan bilangan khusus yang sangat besar. Namun, masalahnya adalah tidak ada kriptosistem yang dapat diklaim aman secara komputasi jika menggunakan definisi tersebut. Dalam prakteknya, sebuah kriptosistem dikatakan aman secara komputasi jika metode terbaik yang telah diketahui untuk memecahkan kriptosistem membutuhkan sejumlah banyak waktu komputasi yang tidak rasional. Pendekatan lainnya adalah memunculkan fakta dari keamanan komputasi dengan cara mereduksi definisi dari tingkat keamanan dari kriptosistem untuk beberapa masalah yang sudah lazim yang telah diklaim sebagai masalah rumit. Sebagai contohnya, diberikan sebuah pernyataan yang dapat dibuktikan sebagai berikut : “sebuah kriptosistem dapat dikatakan aman jika ada bilangan bulat n dimana n tidak dapat difaktorkan”. Kriptosistem bertipe seperti ini disebut dengan “provably secure”. Namun demikian, harus dimengerti bahwa metode ini hanya dapat menunjukkan keamanan kriptosistem secara relatif, tidak secara absolut.     

2. Unconditional Security

Ukuran ini menjelaskan tentang keamanan dari kriptosistem dimana tidak ada batasan yang terdapat pada jumlah komputasi yang diperbolehkan. Sebuah kriptosistem dapat didefinisikan sebagai unconditionally secure jika sistem tersebut tidak dipecahkan, bahkan dengan sumber daya komputasi yang tak terbatas.

Shannon pun membuat sebuah teorema mengenai perfect secrecy sebagai berikut.

Diberikan sebuah kriptosistem (P,C,K,E,D) dimana | K|=| C |=| P|. Kriptosistem tersebut memiliki perfect secrecy jika dan hanya jika setiap kunci yang digunakan dengan probabilitas yang sama yaitu 1/| K |, untuk setiap x e P, dan untuk setiap yeC , ada sebuah kunci unik K dimana ek (x) = y

 

Salah satu contoh kriptosistem perfect secrecy yang berhasil direalisasikan adalah Vernam One-time Pad yang digunakan untuk enkripsi dan dekripsi otomatis terhadap pesan-pesan pada telegraf. Setiap pesan yang dienkrepsi dan didekripsi menggunakan kunci yang berbeda-beda dan kunci yang telah dipakai tidak boleh dipakai kembali.

Perkalian Kriptosistem (Product Cryptosystem)

Ide lain dari Shannon di bidang kriptografi adalah ide untuk menggabungkan 2 buah kriptosistem yang direpresentasikan dalam bentuk perkalian (product). Ide ini menjadi hal yang fundamental dalam perancangan kriptosistem yang modern seperti Data Encryption Standard (DES). Pada prakteknya, bentuk perkalian kriptosistem ini diimplementasikan dalam teknik substitusi dan permutasi yang merupakan metode yang paling banyak digunakan dalam kriptosistem yang ada saat ini.


No comments